HomeBeritaUsahid Raih Bantuan Penyelanggaraan RPL Tipe A

Usahid Raih Bantuan Penyelanggaraan RPL Tipe A

Usahid Raih Bantuan Penyelanggaraan RPL Tipe A
Setelah meraih bantuan untuk inovasi pembelajaran bagi mahasiswa berkebutuhan khusus dari pemerintah, kini Universitas Sahid (Usahid) Surakarta mendapatkan bantuan untuk penyelenggaraan rekognisi pembelajaran lampau atau RPL tipe A (skema 1). Usahid Surakarta tercatat sebagai satu dari lima perguruan tinggi di Jawa Tengah yang mendapatkan bantuan ini atau satu dari 27 perguruan tinggi di Indonesia.
Penyelenggaraan RPL di Usahid Surakarta akan digelar di dua program studi (Prodi) yakni Desain Interior dan Teknik Industri. Pemilihan dua Prodi tersebut berkaitan dengan animo pendaftar dan prospek RPL di kedua Prodi dimaksud. Data pendaftar pada Prodi Tehnik Industri selama tiga tahun terakhir menunjukkan animo yang tinggi pada program alih jenjang dan transfer, dibandingkan dengan program reguler. Para calon dan mahasiswa pada Prodi Teknik Industri, rata-rata adalah mereka yang telah bekerja atau memiliki pengalaman dan keahlian dalam bidang tertentu, namun belum memiliki ijazah sarjana. Sekalipun telah memiliki keahlian tertentu, kemampuan tersebut tidak dapat direkognisi karena rekognisi yang selama ini berlaku baru dapat mengakui berdasar mata kuliah di tempuh sesuai kurikulum Prodi, sementara yang tidak sesuai tidak dapat dikonversi ke mata kuliah yang ada. Hal itu tentu disayangkan sebab berdampak pada masa tempuh studi, pembiayaan, dan tidak diakuinya kompetensi yang dimiliki mahasiswa.
Sementara Prodi Desain Interior dipilih untuk pelaksanaan RPL juga dengan pertimbangan prospek RPL yang dapat terlaksana dengan baik. Meski data pendaftar kelas alih jenjang nol, akan tetapi berdasar data di panitia penerimaan mahasiswa baru, banyak yang menanyakan adanya pelaksanaan kelas alih jenjang disebabkan mereka telah bekerja. Hanya saja, berdasar kebijakan akademik, kelas karyawan atau alih jenjang tidak dapat dilaksanakan jika kuota tidak memenuhi, dimana kelas karyawan atau pekerja dapat diselenggarakan bila terdapat minimal 15 peserta. Selain itu juga berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh tim pengelola RPL Universitas Sahid Surakarta terhadap sejumlah pengusaha dan karyawan yang bergelut di bidang desain interior. Mereka mengatakan mendapatkan keahlian bukan dari bangku perguruan tinggi namun belajar secara otodidak. Selain itu juga berdasar hasil sosialisasi yang dilakukan dari Prodi Desain Interior di sekolah lanjutan atas, khususnya sekolah menengah kejuruan, termasuk wawancara dengan pihak sekolah. Kesimpulannya, banyak dari lulusan sekolah yang telah bekerja, ingin meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, namun terkendala biaya dan lamanya waktu jika berkuliah di kelas reguler.
Program RPL dapat membantu para lulusan SMA/sederajat untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi diri melalui proses pembelajaran di jenjang pendidikan tinggi. Baik Prodi Teknik Industri maupun Desain Interior telah terakreditasi B (BAN-PT). Calon peserta dari wilayah 3 T (tertinggal, terluar, dan terdepan) menjadi prioritas dalam penyelenggaraan RPL di Usahid Surakarta. Dengan adanya program RPL ini, terlihat adanya peran Universitas Sahid Surakarta terhadap upaya pemerintah untuk membuka seluas-luasnya kesempatan bagi warga negara dalam menempuh pendidikan hingga tingkat tinggi, khususnya di jenjang sarjana.
Program penyelenggaraan RPL mengakomodir anggota masyarakat yang memiliki kompetensi atau keahlian dalam bidang tertentu namun terkendala dalam hal biaya, waktu, jarak, atau persoalan lainnya, sehingga belum/tidak dapat menempuh jenjang pendidikan tinggi. Dengan adanya RPL, anggota masyarakat dengan keahlian tertentu dapat mendapatkan pengakuan akan kompetensi yang dimiliki dari jalur non formal, dalam sistem pendidikan. Dengan demikian, RPL membantu masyarakat dalam mendapatkan hak pendidikan melalui semua jalur. RPL juga membantu memersingkat waktu tempuh pendidikan serta biaya. Ketua Tim RPL Usahid Surakarta, Henny Tri Hastuti Hasana, menjelaskan penyelenggaraan RPL dengan hak setiap warga negara yang sama di dalam pendidikan. “Pengajaran tidak hanya berbasis pada materi atau hal-hal yang diperoleh dari dalam kelas namun juga mengakomodir capaian-capaian yang di dapat dari luar kelas. Capaian dalam bentuk kompetensi-kompetensi tertentu sudah selayaknya mendapatkan pengakuan terutama bagi warga negara yang menginginkan pendidikan tingkat tinggi namun terkendala waktu, jarak, dan biaya. RPL inilah yang sekarang mendapat perhatian dari pemerintah untuk dihargai dalam bentuk akomodir sistem kredit semester (SKS) di perguruan tinggi,” jelas Henny yang merupakan Kepala Prodi Desain Interior Usahid Surakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *