Dosen Universitas Sahid Surakarta memberikan pelatihan kepada para pedagang jamu tradisional di Desa Karangpung, Kismoyoso, Boyolali Jawa Tengah. Pelatihan yang diberikan tentang pemasaran terpadu, yang diharapkan dapat membantu peningkatan pendapatan atau daya jual produk ke masyarakat luas. Kegiatan pengabdian ini merupakan tindaklanjut dari kegiatan yang digelar tahun sebelumnya atau di tahun 2023. Bedanya, di tahun sebelumnya, kegiatan pelatihan yang diberikan berkenaan dengan pemanfaatan media sosial sebagai branding atau media promo Kismoyoso sebagai daerah sentra jamu tradisional, sedangkan pada tahun ini pada upaya meningkatkan nilai jual sehingga dapat menambah penghasilan para perajin jamu. Tahun lalu, pelatihan diberikan kepada para perangkat desa dan tokoh masyarakat untuk tahun ini langsung kepada para perajin.
Materi diberikan berkenaan dengan strategi peningkatan penjualan melalui metode bauran antara penjualan langsung dan penjualan tidak langsung. Pelatihan ini digelar dengan latar belakang para perajin jamu yang masih menggunakan jalur perdagangan konvensional. Para perajin yang jumlahnya sekitar 60 orang, menggunakan jalur tersebut berkaitan dengan apa yang sudah dirintis oleh para pendahulu mereka karena sebagian besar usaha merupakan turun temurun. Para perajin belum mencoba menggunakan model kekinian, yakni penjualan secara online. Dalam memroduksi jamu, perajin masih menggunakan cara tradisional, dengan peralatan rumah tangga sederhana berupa lumpang dan alu (alat penumbuk dari batu). Namun kini sebagian perajin sudah ada yang menggunakan blender sebagai ganti lumpang.
Para perajin jamu juga belum melakukan upaya promosi agar penjualan bertambah. Untuk menambah pendapatan, hal yang sudah mereka lakukan adalah menambah varian produk berupa makanan kecil atau snack. Di satu sisi, penambahan varian produk menjadi daya tarik untuk pembeli, namun di sisi lain metode ini menjadikan perajin jamu tidak fokus pada pengembangan minuman kesehatan sebagai spesialisasi keahlian yang mereka miliki dan para leluhur, serta riskan dengan godaan untuk beralih pada produk yang lebih diminati pasar. Pemerintah Desa Kismyoso perlu bergandengan tangan dengan berbagai kelompok masyarakat termasuk para akademisi untuk bersama-sama mencari solusi terhadap persolan usaha kecil mikro menengah (UMKM) jamu di desanya. Keduanya dapat bersinergi melalui pendekatan pemberdayaan pada masyarakat. Dari sudut pandang Ilmu Komunikasi, persoalan di atas bisa diatasi dengan pendekatan komunikasi pemasaran terpadu atau Integrated Marketing Communication (IMC). Adapun pelaksanaan IMC akan menyesuaikan dengan karteristik khas UMKM, yakni modal mikro. Komunikasi pemasaran terpadu merupakan gabungan dari berbagai jenis alat promosi yang dilakukan sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan yang maksimal. Kegiatan pengabdian melibatkan dosen dan mahasiswa yakni dari Prodi Ilmu Komunikasi dan Administrasi Bisnis, yaitu Dr. Erwin Kartinawati, M.I.Kom., Sofia Ningsih Rahayu Putri, S.I.P., M.I.Kom., Anggit Dyah Kusumastuti, S.A.B., M.A.B, Nur’aini Purwaningsih, dan Viona Sebastian Nolani. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian sebagai upaya memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik di luar kampus.