Para karyawan di lingkup Universitas Sahid Surakarta, Jumat 13 April 2018, mendapat pelatihan dalam memadamkan kebakaran. Pelatihan ini sebagai langkah antisipasi sederhana bila terjadi kebakaran baik di lingkup universitas atau di tingkat rumah tangga. Pelatihan meliputi dua model yakni memadamkan api dengan alat tradisional serta menggunakan alat pemadam api ringan (APAR). Menurut Instruktur CV Mulia Abadi, Mukiroh, kejadian kebakaran di tingkat masyarakat kebanyakan berupa dua hal yakni akibat hubungan arus singkat listrik dan akibat bocornya gas elpiji. Di wilayah Surakarta sendiri angka kebakaran disebut cukup tinggi karena hampir tiap hari pihaknya mendapat l aporan untuk melakukan penanganan kebakara, dan kebanyakan akibat dari dua hal tersebut di atas.
Banyak dari anggota masyarakat yang belum tahu cara memadamkan api, lebih-lebih dalam situasi tersebut hampir dipastikan masyarakat sudah panik. kunci utama bila terjadi kebakaran adalah pertama mematikan semua saluran listrik kemudian bila menggunakan alat tradisional, alat yang dapat digunakan salah satunya karung goni yang telah dibasahi air. Tidak harus karung goni tetapi bisa pula menggunakan handuk, kain, selimut dan sebagainya asal tidak berbahan dari plastik. Tutupkan lembaran karung yang telah dibasahi air, jangan dilempar, dan biarkan, jangan langsung diangkat. Tutupi bagian api yang belum tertutup kain goni dengan cara digeser, tidak diangkat. Pastikan menutup regulator tabung gas elpiji bila bepergian cukup lama atau lepas dari tabung untuk alasan keamanan. Bila kebocoran gas terjadi di tengah selang, cukup cabut regulator, dan tidak perlu mengurusi bagian yang terbakar. “Kuncinya semua ada di regulator, kalau regulator ditutup atau dicabut otomatis akan mati apinya karena saluran gas tidak ada,” jelas Mukiroh.
Sementara bila menggunakan APAR, di pasaran biasanya ada dua jenis. Pertama berbahan dasar air dan kedua berbahan dasar powder. Untuk kelas rumah tangga paling aman pilih yang berbahan powder karena saat menggunakannya tanpa harus mempertimbangkan jarak, sementara yang menggunakan bahan dasar air, saat menggunakan harus disemprotkan dalam jarak satu meter. (Erwin K)